10 Hari di Jepang!

photo 1

Dari tanggal 12 Oktober sampai tanggal 21 Oktober kemarin akhirnya one of my dreams came true: exploring the Land of Oishii and Kawaii 🙂 .

Sejak beberapa kali transit di bandara Narita, gw super ngebet pengen singgah di Negara Matahari Terbit ini. Sampai akhirnya kesampaian juga, sembari memberi hadiah ulang tahun ke diri sini. It was a super exciting journey! Menurut gw, ini salah satu trip berkesan gw. Someone ever said to me “Make Japan as your final destination for your travelling bucket lists, since if you visit it first, the other places will look shabby.” First time I heard that I think the statement is too hyperbolic. Later on, I realized that I might buy her words. :p

Post ini adalah catatan perjalanan gw. Semoga berguna buat yang mau planning travelling ke Jepang juga.

Why did I fall in love with Japan?

10 hari bukanlah waktu yang cukup untuk menjudge sebuah bangsa, so I may be wrong. But these are my list why I do love the Land of Samurai:

1. The people
Japanese people are super duper nice! Berkali-kali di jalan gw bertanya ama orang Jepang, biasanya bertanya arah. Mereka ga jago ngomong bahasa Inggris, tapi mereka (look like) berusaha sekuat tenaga menjawab pertanyaan kita dengan bahasa Inggris yang sepatah. Ada seorang supir yang bahkan tanpa diminta turun dari mobilnya and berjalan nganterin kita ke tempat yang kita tanyain. I was just amazed.

photo 4

2. Safe
Rasa aman adalah salah satu point penting ketika kita jalan2. Masih inget ketika gw tinggal di ghetto neighborhood di Boston waktu travelling last year, rasanya ga nyaman banget. Jepang lain cerita, tingkat kriminal yang super rendah bikin kita ga ngalamin hal macam2. Ga ada scam seperti di Bangkok. Ga ada homeless yang berusaha minta rokok kaya di downtown San Fransisco. Bahkan di tempat-tempat turis, harga makanan dan barang2 ga dinaikkin seperti praktik yang biasa terjadi di tempat2 wisata lain di negara lain. Hal ini mungkin keliatan miniscule tapi bikin gw sebagai traveler feel safe, feel ga bakal kena trick, dan bebas ngelakuin hal-hal bodoh. ;p

3. Transportasi super oke
Jalan-jalan di most cities in the US tanpa mobil kaya masuk ke kolam renang tapi pake suit. In contrast, banyak orang udah tahu betawa “mewah”nya sistem transportasi di Jepang. Selama di Jepang gw cobain naik kereta, metro, bus, cable car, and kapal. All of them are really convenient. Memang costnya cukup mahal, tp overall gw puas banget karena foreigner-yang-ga-bisa-bahasa-Jepang kaya gw tetap bisa bebas tetap menjelah dengan bebas di Jepang.

photo 3
4. The culture, the nature, the places of interest
Mirip sama US, you can find everything in US. Gunung, danau, kota metropolitan, desa, theme park, gedung pencakar langit, hingga culture yang udah ratusan tahun dijaga sama orang Jepang. Variasi ini bikin ga bosen selama jalan-jalan. Walau mostly tempat interest mereka adalah temple, tapi somehow ada keunikan tersendiri buat setiap temple-nya.

Itinerary

10 hari jelas kurang banget buat explore Jepang. Tapi gw cukup puas karena I think gw cukup menjelajah kota-kota penting di Jepang. Turun di Osaka dan kembali ke Singapore dari Tokyo, here is my itinerary:

Osaka – Kyoto – Iga – Nara – Hakone – Tokyo – Nikko – Kawasaki City

1. Osaka – Sabtu,Minggu, 12-13 Oktober 2013
Osaka adalah kota terbesar ketiga di Jepang, termahal kedua di dunia, dan penghasil komedian2 di Jepang. Di Osaka gw ketemu ama ko Andy, temen dari Bandung yang kuliah dan akhirnya bekerja di Jepang. Di Osaka gw mengunjungi Osaka Castle, Umeda sky building, Namba area, dan malemnya ke daerah Dotonbori. Osaka terkenal dengan dunia kulinernya. 2 makanan jagoan mereka adalah takoyaki and okonomiyaki. Dalam sehari gw makan takoyaki 3 kali. Hehe. Hal yang paling menarik selamagw di Osaka adalah ketika gw ke gereja International di Jepang. Sugoi banget!!! What an experience. Nyanyi praise and worship song pake bahasa Jepang and liat orang-orang Jepang ini worshipping Jesus was just amazing.

photo 1

2. Kyoto – Senin, 14 Oktober 2013
Dari Osaka, kita ditemenin ko Andy and adiknya buat ke Kyoto. Kyoto adalah ibukota Jepang sebelum akhirnya dipindahkan ke Tokyo. Walaupun, sampai sekarang Kyoto masih menjadi ibukota budaya dari Jepang. Di Kyoto, gw banyak melihat rumah-rumah tradisional jepang, temple dimana-mana, dan wanita-wanita Jepang yang memakai kimono. This is my most favorite city in Japan actually. Kalau ke Jepang lagi for sure gw pengen visit ke sini. Selama di Kyoto kita visit Kiyomizu-dera (temple di atas bukit), Kinkaku-ji (golden temple), Fushimi Inari-taisha (temple dengan banyak torii gate, terkenal setelah jadi tempat shootingnya Memoir of Geisha), Kyoto University, dan Gion district. Paling berkesan adalah ketika jalan puland dari Kiyomizu-dera ke arah Gion district, ngelewatin rumah-rumah tradisional Jepang. Speechless. My heart was left in Kyoto (lebay). ☺

photo 2

3. Iga – Selasa, 15 Oktober 2013
Hari ini kita jalan-jalan sendiri pertama tanpa panduan ko Andy. Lumayan nervous but we made it! Haha. Tujuan kotanya ga tanggung2: Iga, sebuah kota kecil di district yang berbeda dari Osaka. Untuk ke Iga, dari Osaka kita naik kereta melewati Nara dan akhirnya sampai ke Iga. Seinget gw harus transfer di 5 stasiun. Ngapain kita ke Iga? Iga ini konon katanya adalah salah satu desa yang dulu ditempatin para Ninja. Ninja yang terkenal tentunya si Hattori from Iga. Sayangnya waktu kita kesana lagi hujan, jadi sempet hujan2an sedikit. Di Iga kita cuman kedua tempat yaitu ke Ninja museum and Iga castle. Ninja museumya cukup unik. Walau mungkin gw akan berpikir ulang untuk menghabiskan 7 jam bolak balik dari Osaka cuman buat melihat desa Ninja ini. Heheh. Hal yang unik ketika kita sampai di Iga station, kita agak tersesat. Bingung gimana caranya dari sana ke Ninja museum. Nah disana kita ketemu ama seorang American dari Portland yang jauh2 ke Jepang buat studi tentang ninja. Dan ketika pulang, kita ketemu dua orang anak muda Norwegian yang lagi jalan2 juga. Salah satu anak muda Norwegian ini pernah tinggal selama 6 bulan di Jepang tahun kemarin, jadi dia cukup jago ngomong Jepang. So kita ngikutin mereka lah, kebetulan mereka mau pulang ke Osaka juga. Si orang muda ini cukup bingung kenapa kita bisa sampai nyasar ke Iga, karena “this is not a common tourist place” katanya.

photo 1

4. Nara – Rabu, 16 Oktober 2013
Keesokan harinya dari Osaka kita pergi ke Nara, the deer’s land. Sampai di Nara station, hanya perlu berjalan selama 10 menit untuk sampai ke Nara park. Semua atraksi di Nara ada disini. Di Nara Park ini ada 1200-an rusa yang berkeliaran dengan bebas. Pengunjung bisa membeli makanan rusa yang dijual bebas dan memberi makan rusa-rusa ini. Pengalaman yang cukup unik buat gw. Di Nara park ini juga ada sebuah kuil Buddha yang cukup besar yaitu Todaiji Temple. Mungkin kuil Buddha terbesar yang gw kunjungin selama di Jepang. Setelah melihat satu temple lagi yang gw lupa namanya, kita balik ke Nara station dan menuju Kyoto station. Hari ini adalah hari terakhir kita tinggal di daerah sekitar Osaka. Dari Kyoto station kita naik kereta super cepatnya Jepang untuk menuju Hakone, sebuah highland di dekat Tokyo. Shinkansen ini super cepat! Dari Kyoto ke Hakone cuman butuh waktu kurang dari dua setengah jam. Satu lagi bucket list gw terpenuhi: naik bullet train!

photo 5

5. Hakone – Rabu, Kamis, 16-17 Oktober 2013
Kita sampai Hakone sudah cukup malam, sekitar jam 8 malam. Hakone ini seperti Bogor-nya Jakarta. Kota kecil yang cukup tinggi dengan udara sejuk. Setiap akhir pekan, orang Tokyo pada berbondong-bondong kesini. Hakone juga terkenal dengan permandian air panasnya atau onsen. Beberapa penginapan mempunyai fasilitas onsen ini dan kebetulan kita memang sengaja mencari ryokan (penginapan khas Jepang) yang punya fasilitas ini. Malem itu akhirnya gw cobain juga ke onsen, berbugil-bugil ria masuk ke kolam air panas. *facepalm* hahahah

photo 2

Keesokan harinya, kita puterin Hakone. Hakone bisa diputerin dengan sebuah rute yang unik. Dengan membeli Hakone Pass kita bisa muterin Hakone dengan moda transportasi yang bervariasi: kereta, cable car (kereta gantung), ropeway, kapal, dan bus. Mungkin moda transportasi yang bervariasi itu adalah objek wisata Hakone itu sendiri. Selama muterin Hakone ini kita bisa liat gunung Fuji, danau, dan pemandangan pegunungan yang cantik. Sekitar jam 6 malem, kita udah kelar muterin Hakone dan segera naik kereta untuk ke Tokyo

photo 1

6. Tokyo – Jumat, 18 Oktober 2013
Dari kamis malam kita sudah sampai di Tokyo, langsung disambut dengan banyaknya orang di Shinjuku station. Adrenalin melonjak. But we did survive. Sistem train di Tokyo emank keliatan overwhelming, tapi karena sudah “dilatih” sama ko Andy waktu di Osaka, kita jadi lebih percaya diri selama di Tokyo.

Hari Jumat, seharian penuh kita main di Tokyo Disney Sea and Tokyo Disneyland. Tokyo Disney Sea yang menurut gw lumayan khas. Beberapa atraksinya berbeda ama Disney Park yang gw kunjungin di California. Antrian di Tokyo Disney Sea juga ga terlalu gila. Sekitar jam 6 sore, kita udah hampir puterin semua atraksi di sana. Akhirnya, kita masuk juga ke Tokyo Disneyland, di luar rencana awal kita. It was a super crowded park! Isinya sama persis ama Disneyland di California. Dalam 3 jam kita cuman sempet dinner, masuk ke 2 atraksi, and liat kembang apinya Disneyland.

photo 4

7. Nikko – Sabtu, 19 Oktober 2013
Hari Sabtu, ko Andy dari Osaka ke Tokyo buat nemenin jalan-jalan lagi (yaay!). Pagi-pagi kita sempet juga liat Tokyo Sky Tree, tower paling tinggi di Tokyo. Hari ini tujuan destinasi kita adalah Nikko! Tujuan utamanya buat lihat momiji (maple tree yang berganti warna). Walau udah Oktober, kota-kota yang kita kunjungin sebelumnya belum bener2 kerasa suasana musim gugurnya so kita putusin buat ke Nikko. Di Nikko ada makan Tokugawa sebenernya, makam terbesar di Jepang. Tapi apesnya waktu kesana lagi dipugar bangunannya. So kita lnajutin buat liat Kegon Fall. It took another hour to see the Fall. Lumayan worthed walau jalan kesananya cukup berkelok. Malamnya kita balik ke Tokyo.

photo 1

8. Tokyo – Minggu, 20 Oktober 2013
Hari Minggu, kita puterin Tokyo juga akhirnya: makan ramen di Harajuku, kehujanan waktu mau ke Senso-ji, nyebrang di the famous Shibuya crossing, foto eksis di depan Hachiko statue, muterin Takeshita and Shinjuku, and ke Dover city buat lihat patung real sizenya Gundam! DI hari itu gw juga makan sushi bareng David, temen gw dari informatika ITB dulu.

photo 2

9. Kawasaki City – Senin, 22 Oktober 2013
Hari Senin, hari terakhir kita di Jepang. Paginya kita naik kereta ke Kawasaki City cuman buat visit the one and the only Fujiko F. Fujio museum. Hansel (temen jalan gw) super excited waktu kesini. Memang cukup berkesan juga buat gw karena siapa sih yang ga nonton or baca komiknya doraemon waktu kecil. Jam 8 di RCTI setiap minggu! Hehehe. Dari Kawasaki City kita habisin sore terakhir di Tokyo dengan berkunjung ke Roppongi Hills, daerah elitenya Tokyo. Dari situ kita juga bisa lihat Tokyo tower. Dari sana kita balik ke Haneda airport, tried to use all of the leftover Yens that we had. Gw nyampe Singapore Selasa pagi jam 9an and langsung ke kantor abis itu.

photo 3

Buat cost, I will try to make another post about it to help other who want to budget a trip to Japan. But overall, prepare to spend averagely around 20,000 yen/each day for all the food, transportation, lodging, and tickets to enter places of interest.

Overall, I really really really enjoyed this trip. I will definitely try to visit this country in the near future. Kyoto, for sure, wait for me! ☺

photo 2

4 thoughts on “10 Hari di Jepang!

  1. Wah…mantap nih jalan jalannya,apa punya teman di sana yg bisa jd guide ?rencana agustus bw istri dan anak tp g lwt tour krn krg enjoy ,pengen pergi sendiri. Siapa tahu Kris punya teman yg bs jd guide ,ya mkn ,ongkos transport ditanggung sy.
    Siapa tau ada temen yg minat Kris?kbrin ya,tks info travelingnya ,menarik juga destinationnya…..

  2. Hi! Mengacu pada itinerary anda, perlukah membeli JRPASS (Japan Railway Pass)? Karena kebetulan akhir tahun ini saya akan ke jepang selama 10 hari (from Malaysia – Osaka (dan sekitarnya) – Kyoto – Tokyo(dan sekitarnya) then back to malaysia). Anyway thankyou for sharing!

    • Dulu saya ga beli. Karena kalau saya hitung2 lebih hemat kalau beli tiket terpisah. Kecuali jika itin anda dari Tokyo akan kembali lagi ke Osaka dengan shinkasen maka membeli JR Pass akan lebih murah.

Leave a reply to Shella Hudaya Cancel reply