Jangan memilih ParTai Sekte (PTS)

Menurut saya semua partai di Indonesia (di dunia) lumayan bobrok, walaupun tetap saja ada orang-orang partai yang saya kagumin. Untuk pemilu legislative tahun 2014 ini adalah pemilu legislative pertama buat saya. Karena itu saya lumayan berpikir partai mana yang harus saya pilih. Dari semua partai yang akan bertarung di pemilu 2014, ada satu partai yang entah kenapa saya lumayan anti untuk masa ini, sebut saja partai ini ParTai Sekte (PTS). Berikut beberapa alasan saya mengapa saya mengencourage orang-orang untuk tidak memilih partai ini.

1. Akrobat Licik di Pemerintah

Rasa ilfil saya akan partai ini sebenernya mulai sejak partai ini mulai berakrobat ria dalam koalisi Pemerintah. Sebagai partai gabungan koalisi pemerintah, menurut saya PTS harus konsisten membuat koalisi pemerintah yang kuat. Namun yang terjadi justru sebaliknya, partai ini sering kali merongrong kebijakan pemerintah yang nyata2 mereka masuk di dalamnya. Menurut saya etika partai ini sangat rendah dalam hal ini. Perbedaan pendapat antar partai sangatlah legal. Namun menurut saya perdebatan antar partai koalisi pendukung pemerintah harus selesai sebelum hasil kebijakan dikeluarkan. Jangan justru ketika kebijakan pemerintah dikeluarkan, ada satu atau beberapa partai yang berkoar-koar menentangnya hanya untuk mendapatkan simpati masyarakat. Energi yang terbuang juga menjadi besar, partai di dalam pemerintah yang seharusnya membuat kebijakan pemerintah menjadi kuat justru melakukan hal yang sebaliknya.

Pada kasus kenaikan BBM bulan Maret 2012 misalnya. Semua orang tahu ini adalah kebijakan yang rumit, buah simalakama bagi semua pihak. Jika BBM naik ada ruginya, jika harga BBM tetap ada ruginya juga. Pemerintah akhirnya mengambil kebijakan untuk menaikkan harga BBM, dan semua koalisi partai pendukung mendukungnya kecuali PTS ini. Semua orang tahu bahwa bagi rakyat, keputusan menolak harga BBM akan lebih populis, menarik banyak simpati. Dan PTS inipun berakrobat dengan licik. Dengan lantangnya ia menolak kebijakan pemerintah, menyebar spanduk2 penolakan dimana-mana. Sekali lagi, perdebatan antar partai politik pendukung pemerintah harusnya selesai di dalam pemerintah. Sangat tidak etis ketika partai ini berakrobat diluarnya. Kalau memang tidak ingin sejalan lagi, kenapa tidak dengan gagahnya bergabung dengan partai2 oposisi lainnya?  Daripada menebar spanduk2 penolakan dimana2 (yang tidak jelas efeknya), kenapa tidak berdebat dan bersikeras ketika dalam rapat2 kabinet? Bukankah menteri2 PTS ada di pemerintah dan mempunyai akses ke Presiden langsung? Jika memang sudah mencoba untuk berbicara dengan presiden dan tidak berhasil, kenapa tidak legowo dan focus menanggulangi efek kenaikan harga BBM? Yang dilakukan malah kontraproduktif, bermain sinetron di panggung parlemen agar dapat menarik simpati rakyat diatas ketidakadaan integritasnya.

2. Partai Sekte

Saya mulai mengenal partai ini sejak kasus ketua umumnya yang tersangkut kasus korupsinya ramai dibicarakan di social media. Yang membuat saya cukup takjub adalah respon dari kader-kader partai ini yang hampir seragam. Bikin geleng-geleng kepala.

Ini beberapa ciri-ciri dari sekte (Cult) (not an exhaustive list):

  • The group displays excessively zealous and unquestioning commitment to its leader and (whether he is alive or dead) regards his belief system, ideology, and practices as the Truth, as law
  • The group has a polarized us-versus-them mentality, which may cause conflict with the wider society.
  • The leader is not accountable to any authorities (unlike, for example, teachers, military commanders or ministers, priests, monks, and rabbis of mainstream religious denominations).
  • The most loyal members (the “true believers”) feel there can be no life outside the context of the group. They believe there is no other way to be, and often fear reprisals to themselves or others if they leave (or even consider leaving) the group.
  • Focus on an Imagined Enemy. The enemy can be seen to be the government, the IRS, the Illuminati, new world order, UFO’s (or other conspirators) the Jews, Blacks (other ethnic groups if they are politically oriented), etc

Kata orang, karakter seseorang yang sebenernya akan muncul ketika orang itu berada di dalam kegelapan. Dan ketika partai ini sedang dalam masalakh korupsi ini, saya merasa bahwa karakter2 sebuah “cult” bisa dilihat dari kader2nya. Jika Anda mempunyai teman dari partai ini coba Anda membaca list di atas dan pikirkan apakah dia memenuhi karateristik2 tersebut. Terutama dalam koridor kasus sapi, Anda akan takjub ketika teman Anda yang sarjana, master, ataupun professor tiba-tiba seperti sapi yang dicocok hidungnya.

Agama adalah rahmat bagi manusia. Tetapi ketika agama dipakai sebagai alat dan topeng politik, saya percaya “sekte politik” akan mudah dibuat. Yang menakutkkan adalah paradigma sekte selalu berlawanan dengan pikiran yang logis dan kritis. Dan jika semakin banyak orang yang tidak berpikiran logis dan kritis, maka masa depan sebuah Negara akan semakin terpuruk. Lebih parah lagi jika orang-orang yang berparadigma sekte ini memegang posisi di pemerintah, kebijakan-kebijakan yang diambil pada akhirnya hanya akan memenuhi nafsu birahi pemikiran2 yang menurut mereka benar. Yang membawa saya ke nomor tiga.

3. Negara Theokrasi

Sudah merupakan rahasia umum jika PTS mempunyai pandangan yang mirip dengan Ikhwanul Muslimin (Muslim Brotherhood). Di Mesir, tahun 2012 presiden dari partai ini menjadi presiden (Mursi) yang akhirnya tahun 2013 digulingkan. Menurut saya, kita bisa mengira-ngira seperti apa Negara Indonesia nantinya jika PTS berkuasa dari kasus satu tahun Mursi memerintah di Mesir. Selama dia memerintah Mursi dan partainya terkenal melakukan praktek “Ikhwaninzation” atau usaha untuk mengontrol institusi pemerintah dan memaksakan pandangan Islamnya pada masyarakat umum. Rakyat mesir menuduh Mursi memonopoli panggung politik dan memberikan kekuasaan pada orang2 Muslim brotherhood. Mungkin ini berhubungan dengan mentalitas us-versus-them yang menjadi salah satu karakteristik sekte. Di negara2 lain ada juga partai2 politik yang terinspirasi oleh pandangan yang sama. Di Bahrain misalnya, partai Al-Menbar Islamic Society, partai yang bernafaskan pandangan Ikhwanul Muslimin, mendukung kebijakan untuk melarang konser pop dan menginginkan hukuman penggal untuk orang yang meninggalkan Islam. Intinya saya tidak rela jika Indonesia menjadi sebuah Negara yang terbelakang, tidak toleran, tidak menjajarkan hak perempuan dan laki-laki, menindas kaum minoritas…Negara Theokrasi.

Lalu memilih partai mana (siapa)?

Menurut saya pilih saja partai dimana Anda ingin capresnya menjadi Presiden Indonesia. Saat ini kita sudah bisa tahu atau mengira-ngira capres dari setiap partai politik. Semakin besar suara parlemen untuk partai yang akan sanggup mengusung capresnya sendiri , maka akan semakin besar kemungkinan koalisi pemerintah yang kuat akan dibentuk.

Saat ini ada tiga partai yang digadang2 akan masuk tiga besar dan sudah mengajukan capresnya yaitu Gerindra dengan Prabowo, Golkar dengan ARB, dan PDIP dengan Jokowi. Menurut saya jika ingin 2014 mempunyai pemerintah yang lebih kuat, tidak perlu berkoalisi dengan banyak partai (seperti yang terjadi sekarang), pilihlah salah satu dari ketiga partai tersebut.  Sesuai dengan harapan siapa yang ingin Anda jadikan presiden Indonesia 2014 nanti. Karena realitasnya hanya ketiga partai tersebut yang nantinya bisa mengusung capres-nya sendiri.

Jokowi tampak kurang cerdas, kurang mempunyai visi yang jelas, dan bak kutu loncat. Prabowo punya rekam jejak yang buruk mengenai HAM dan dengan latar belakang militernya yg kental bisa menjadi diktator. ARB is just another joke. So pilihan yang ada memang tidak bagus, namun kita tetap harus memilih. Memilih agar calon-calon presiden yang lebih buruk (menurut kita) tidak menjadi presiden. Memilih agar partai-partai seperti Partai Sekte tidak menguasai parlemen.

Sayangnya tidak ada partai Islam dari ketiga partai tersebut, sehingga untuk pemilih yang ingin memilih partai Islam, saya menyarankan pilihlah PAN karena pilihan PKB untuk mengusung Rhoma Irama dan sepak terjang Suryadharma Ali PPP sungguh menggelikan.

Tinggal satu minggu lagi. Ayo memilih. Demi koalisi pemerintah yang kuat dan demi mengurangi jumlah kursi partai sekte di parlemen.

5 thoughts on “Jangan memilih ParTai Sekte (PTS)

    • At least walaupun saya hasil pembodohan, gw masih berani nulis, ngungkapin pendapat gw secara tidak anonim, and approve your comment on my writing. Not like you who is a coward, writing a comment anonymously.

Leave a reply to izhanf Cancel reply