“Kenalin ini ponakan saya. Tahun ini kuliah di ITB”

Gw masih inget, kata2 itu  diucapin ama auntie gw 7 tahunan lalu. Bangga sih waktu itu. Tapi setelah dipikir2  itu perkenalan parah banget. Eksistensi gw direduksi menjadi cuman sebuah institusi pendidikan.

Manusia emank umumnya kaya gitu. Eksistensi kita cuman dinilai dari status, achievement, gaji, pekerjaan, siapa pasangan hidup, kesuksesan anak, dsb. Kalau waktu masih sekolah mata uangnya sekolah dimana and nilai ranking sekolah. Waktu udah kerja mata uangnya kerja dimana, gaji berapa, posisi apa. Kalau udah berkeluarga mata uangnya siapa pasangan hidupnya, berapa anaknya, liburan kemana. Pyuh.

2 tahun lalu gw ketemu dengan saudaranya nenek gw yang lagi di Sacramento. Cukup melelahkan ketika ngobrol ama dia karena isi obrolannya ga jauh2 dari mata uang2 itu “Si ini kerja disini gaji segini. Si itu dapet green card. Si anu anaknya masuk ke sekolah dokter”. Sangking capeknya gw nyeletuk “Capek banget yang hidup itu kalau cuman mikirin hal-hal kaya gt” dan si nenek ini (iya dia udah seumuran nenek) ngejawab “Ya kalau ga tentang itu ya apalagi”

Paling capek lagi kalau ada orang yang perlakuannya berbeda ketika “mata uang” kita naik harganya. Jadi secara ga langsung eksistensi kita benar2 direndahkan seharga mata uang itu. Trus kalau sewaktu2 mata uang itu hilang dari diri gw, gimana yah perlakuannya ke gw?

Mungkin benar apa kata orang. Teman yang bertahan di saat2 terkelam lu (mata uangnya udah bener2 habis habis bis) is a best friend indeed.

One thought on ““Kenalin ini ponakan saya. Tahun ini kuliah di ITB”

Leave a reply to Yunus Cancel reply